Minggu, 28 Agustus 2016

Filled Under: ,

3Ds Max, Rhino, V-Ray, Keyshot, Sketchup Mana Yang Paling Baik?

Share


Bagi mahasiswa desain yang sering bersentuhan dengan software CAD (computer-aided drafting) atau software yang sering digunakan untuk membuat, memodifikasi, menganalisa, atau mengoptimalisasi sebuah desain menjadi gambar dua atau tiga dimensi. Pasti sudah tidak asing lagi dengan software-software berikut, seperti; 3Ds Max, Rhino, V-Ray, Keyshot, dan Sketchup. Masing-masing software tersebut punya kelebihan dan kekurangannya. Untuk menjelaskan hal tersebut saya menggunakan analogi sebagai berikut: 

1. Rhino atau Rhinoceros seperti sebuah pisau swiss army dan sejenisnya yang mudah digunakan, ringan, dan memiliki banyak tools tetapi hanya bisa digunakan pada keadaan tertentu saja.


2. 3Ds Max seperti sebuah pesawat tempur, luar biasa powerfull, multifungsi tapi bagi beberapa orang terlalu rumit untuk dioperasikan. 


3. Sketchup seperti Lego. Memberikan kemudahan kepada penggunanya dalam membuat beberapa susunan balok-balok tapi tidak bisa terlalu detail seperti lengkungan, ketebalan, dan sebagainya. Jika dipaksakan membuat objek detail dengan sketchup maka akan memakan waktu yang sangat lama.


4. Untuk Rendering, Keyshot seperti bermain game "Need For Speed," dimana pengguna bisa mengubah settingan material dan warna dengan menggunakan template yang sudah ada. Selain itu, pengguna juga bisa mengkustomisasi template sesuai keinginan mereka.


5. V-Ray seperti sebuah eksperimen kimia. Cukup rumit, tapi apabila kita mengikuti instruksi dan mempelajarinya secara benar, maka kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa.


Dari kelima software tersebut, kita akan membahasnya satu persatu. Dimulai dari Rhino atau Rhinoceros.





Rhino atau Rhinoceros mudah digunakan, memiliki banyak tools, dan ringan. Cocok bagi para desainer produk atau arsitek dalam membuat objek 3d dengan kepresisian yang tinggi. Rhino juga dilengkapi dengan V-Ray yang membuatnya menjadi semakin powerfull


Basis permodelan tiga dimensi Rhinoceros yaitu NURBS (non-uniform rational basis spline). NURBS adalah sebuah teknik permodelan objek 3D dimana pengguna harus terlebih dahulu membuat kurva yang berfungsi seperti rangka, kemudian kurva tersebut dilapisi oleh suatu permukaan yang disebut surfaceBerikut penjelasan permodelan nurbs seperti yang ditampilkan pada animasi berikut (sumber; wikipedia).




NURBS merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Rhino, tapi disatu sisi juga merupakan kelemahannya. Hal itu dikarenakan apabila ada satu sisi pada objek 3D yang salah, pengguna harus mengulang membuat kurva dan melapisinya dengan surface. Bagi beberapa desainer atau drafter, ini agak sedikit merepotkan. Apalagi jika klien berkali-kali merevisi objek 3D yang dibuat. Oleh karena itu, teknik permodelan NURBS bagi beberapa drafter terbilang sulit dan memakan waktu yang lama.

Membuat objek organis yang memiliki banyak lengkungan juga merupakan tantangan tersendiri bagi pengguna software ini. Karena dasar permodelan NURBS, membuat objek 3D yang dibuat dengan software Rhino tidak mungkin dibengkokkan tanpa mengubah kurva seperti permodelan polygon pada 3Ds Max atau software 3D yang serupa. Oleh karena itu, bagi character artist animasi tentu sulit bagi mereka untuk membuat objek 3D kartun/animasi menggunakan software ini.  




3Ds Max merupakan software yang menurut saya "ajaib" karena kemampuannya yang multi-fungsi. 3Ds Max bisa digunakan untuk kebutuhan desain produk, tata ruang, bahkan animasi. Pengguna dimanjakan dengan berbagai fitur yang memungkinkan pengguna membuat objek 3D mendekati realistis atau bahkan super realistis. Misalnya, di 3Ds Max kita bisa menambahkan simulasi pakaian, mapping tekstur, bulu, membuat simulasi gerakan, dan lain-lain. 3Ds Max menjadi semakin ajaib ketika dikolaborasikan dengan V-Ray. Berbagai fitur yang ditawarkan V-Ray seperti kamera, cahaya, material membuat V-Ray di 3Ds Max lebih baik daripada V-Ray pada software Rhino. 


Tetapi disisi lain, 3Ds Max memiliki kelemahan seperti interface yang rumit, membutuhkan spek komputer yang besar, serta tidak bisa membuat objek secara presisi. Apalagi akhir-akhir ini popularitasnya kian menurun dan diisukan akan ditutup oleh Autodesk.


Sketchup merupakan software yang cocok digunakan untuk men-drafting desain tata ruang (spatial design). Tampilannya yang sederhana, tersedianya tools yang beragam, dan mudah digunakan membuat beberapa arsitek menggunakan sketchup dalam merealisasikan desainnya kedalam bentuk tiga dimensi. Sketchup juga tersedia dalam versi gratis, serta menyediakan berbagai jenis objek 3D siap pakai yang bisa diunduh pada laman resminya atau juga bisa melakukan impor objek dari google earth. Sketchup juga cocok digunakan oleh desainer interior karena sketchup mampu membuat objek secara presisi.


Namun, sketchup memiliki kelemahan yaitu terlalu rigit (kaku). Entah karena saya belum begitu menguasai software ini. Yang jelas, menurut saya dibandingkan Rhino, sketchup cenderung kaku untuk dioperasikan. Selain itu, objek yang dihasilkan cenderung kotak-kotak sehingga akan sulit untuk mengejar detail seperti garis lengkung. Bagi character designer animasi  akan sulit bagi mereka untuk mengoperasikan software ini. Pengaturan cahaya dan material di sketchup juga cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama.



Keyshot merupakan software yang hanya bisa digunakan untuk me-render. Cocok digunakan bagi pemula atau mahasiswa karena interface-nya sangat user friendly. Keyshot juga menyediakan berbagai template material, pengaturan cahaya, background, dan suasana. Pengguna dimanjakan dengan fitur-fitur yang disediakan oleh keyshot, sehingga tak jarang banyak pengguna V-Ray yang beralih menggunakan keyshot. 


Namun keyshot memiliki beberapa keterbatasan dalam me-render objek yang berbulu (hair and fur) seperti; rambut, rumput, boneka beruang, serta objek yang berlendir/basah, bercahaya (glow) atau berdebu (dust). Kelemahan lain yaitu pengguna harus melakukan import objek 3D. Seringkali ketika mengimport, objek 3D  pecah sehingga hasil render menjadi kurang maksimal.



V-Ray merupakan plug-in render (dalam hal ini saya akan membahas V-Ray untuk 3Ds Max). V-Ray merupakan software render terbaik (menurut saya). V-Ray bisa me-render berbagai jenis karakter objek 3D, mulai dari yang berbulu, bercahaya, berlendir, berdebu, berapi, dan lain-lain. Fitur yang ditawarkan V-Ray mulai dari tekstur/material, kamera, hingga cahaya membuatnya semakin powerfull. Kehebatan V-Ray tidak hanya dari kemampuannya me-render saja, tapi juga karena v-ray bisa me-render gambar per-layer. Bayangan, tekstur, cahaya, dan lain-lain bisa di-render per-layer. V-Ray semakin ajaib ketika dikolaborasikan dengan photoshop. Renderan mentah dari v-ray + render layer (vfb) + photoshop bisa menghasilkan suatu gambar 3D yang realistis dan luar biasa.

Tapi, V-Ray memiliki kelemahan yang hampir mirip seperti 3ds Max, yaitu; pengaturanya sangat rumit dan membutuhkan spek komputer yang besar.


Dari beberapa software diatas, timbul pertanyaan: "Manakah software yang paling baik?" Jawabannya bukan software mana yang paling baik. Tapi software manakah yang paling cocok untuk kita.  Apa yang kita butuhkan, seperti; software apa yang digunakan di kantor atau di kampus? jenis objek 3D apa yang mau kita buat? Rhino bagi desainer produk dibutuhkan, bagi animator dan 3D karakter mungkin tidak. Demikian pula 3Ds Max bagi animator mungkin dibutuhkan, bagi desainer produk mungkin tidak. 


Menurut pendapat saya, semua software baik asal kita bisa menempatkannya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 


Demikian tulisan kali ini bagi yang mau share tulisan ini tolong sertakan sumbernya. Segala saran dan kritik silahkan email ke:

yudyapratidina91@gmail.com 

Sumber gambar: 
v-ray.com
wikipedia
http://logonoid.com/images/v-ray-logo.png
https://3dwarehouse.sketchup.com/img/SU_Logo_Color.png
http://logonoid.com/images/keyshot-logo.png
http://www.gfxttra.com/uploads/posts_images/3/1/312021/fe6844734aab2429f04d2a92c6540241.jpg
http://www.ndar.com/general-cd/images/menu/logo/2068_Rhino3D.jpg