Kamis, 17 Maret 2016

Filled Under: ,

Modifikasi Produk Ber-Merk Untuk Dijual, Apakah Boleh?

Share

_____________________________________________

"Pada prototyping (pembuatan purwarupa) kanibalisme komponen disebabkan
oleh berbagai permasalahan teknis, seperti: kesulitan 
memperoleh material karena material tidak dijual secara konvensional, 
maupun bagian tersebut tidak dapat dibuat secara diy (handmade) 
sehingga harus dibuat atau dicetak di pabrik."

(www.yudyapratidina.com)
____________________________________________


Semua kita pasti tahu dengan istilah kanibalisme. Didalam dunia desain, kanibalisme berarti memodifikasi bagian dari produk lain untuk kemudian dipasangkan pada produk yang ingin kita buat. Cara ini sering digunakan oleh desainer atau mahasiswa desain produk ketika membuat sebuah prototype (purwarupa). Hal itu disebabkan oleh berbagai permasalahan teknis, seperti: kesulitan memperoleh material karena tidak dijual secara konvensional, maupun karena bagian tersebut tidak dapat dibuat secara do it yourself (DIY/handmade) atau harus dibuat di pabrik.

Cara kanibalisme ini, sering digunakan oleh Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak dibidang modifikasi produk. Misalnya IKM bernama Hyperblast Custom Bandung, sebuah IKM yang memproduksi berbagai miniatur mobil. IKM ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang memproduksi miniatur mobil secara custom.

Dalam suatu kesempatan setelah sesi penutupan workshop yang bertajuk "Custom Diecast Coaching Clinic," yang diselenggarakan di Fakultas Industri Kreatif Univ. Telkom pada tanggal 17 Maret 2016. Saya sempat mewawancara salah seorang kru Hyperblast Custom Bandung bernama Iwan Abdul Qohar. Dia menjelaskan bahwa tidak semua komponen pada miniatur mobil dibuat sendiri (diy). Satu produk miniatur mobil yang mereka hasilkan, merupakan padu-padan (mixing) berbagai komponen miniatur mobil dari merk lain, seperti Hot Wheels dan Tamiya. 

Dalam workshop itu, dia memperagakan bagaimana mengubah sebuah mobil Hot Wheels menjadi sebuah mobil yang baru. Pertama-tama, badan mobil dipisahkan dari casis-nya dengan cara dibor. Kemudian, badan mobil dicat, ditempel stiker, ban baru dipasangkan pada casis, setelah itu baru-lah badan mobil dan casis disatukan dengan cara dilem. 






"Kita bisa melakukan kanibal mengambil komponen dari produk lain," katanya.

Mengingat bahwa modifikasi ini dilakukan dengan cara mengambil bagian dari miniatur mobil merk lain. Pertanyaannya, apakah selama ini pernah ada komplain dari para produsen miniatur mobil yang diambil bagiannya tersebut?

Dalam satu sesi tanya jawab, Willy Maulana pemilik usaha menyatakan bahwa selama ini mereka tidak pernah menerima komplain karena hanya memodifikasi dan tidak menggunakan merk. 

"Hot Wheels selama ini justru komplain kepada produk fashion. Pakaian yang menggunakan gambar Hot Wheels. Mengapa? Karena hotweels selama ini kan ga pernah memproduksi baju." Katanya.

"Selama ini tidak ada komplain. Malah Hot Wheels indonesia mensupport." Jelasnya.

"Karena kami ga pernah menggunakan brand Hot Wheels, dikotaknya-pun kami menggunakan brand sendiri." 

Meskipun melakukan modifikasi atau kanibalisme, ada juga komponen miniatur mobil yang mereka buat sendiri menggunakan material plastik Acrylinotrille Butadiene Styrene (ABS), maupun dibentuk menggunakan dempul polymer. Kedua material tersebut dapat dibeli di toko stasionari dan toko bangunan.